Rabu, 07 Oktober 2015

MAKALAH
Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah


 













Dosen Pengampu:
Dr. Heny Sulistyaningrum M.Pd

Oleh
Kelompok 5 :
1.     Iqro’ Sobirin                  (1104120034)
2.     Nurul Afifa           (1104120142)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN








KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim,
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini dari buku yang kami pelajari. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang  mata kuliah METODOLOGI PENELITIAN untuk membuat makalah yang berjudul “MENGIDENTIFIKASI DAN MERUMUSKAN MASALAH”.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.



Tuban, 08 November 2014


Penulis















DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................................. 1
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A.    Pengertian Masalah............................................................................... 3
B.     Identifikasi Masalah............................................................................. 4
1.      Sumber Masalah untuk  Penelitian................................................ 5
2.      Langkah-Langkah Mengidentifikasi Masalah............................... 5
C.     Merumuskan Masalah........................................................................... 7
1.      Kriteria Masalah Penelitian............................................................ 7
2.      Bentuk Rumusan Masalah Penelitian............................................ 9
3.      Cara Merumuskan Masalah........................................................... 10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
Kesimpulan....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehidupan sosial kemasyarakatan hampir selalu menimbulkan kondisi realitas yang kontradiktif dengan idealitasnya. Kondisi yang menimbulkan masalah ini mendorong segenap pihak baik secara personal maupun kelembagaan untuk  melakukan penelitian dan pengkajian yang mendalam. Kegiatan penelitian selalu diawali dengan temuan adanya masalah lalu diakhiri dengan dijelaskan, diketahui, ditemukan, dipecahkan, lalu kemudian munculnya masalah baru.
Dapat dikatakan bahwa penelitian jenis apapun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian tidak dapat dilaksanakan. Masalah harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas sewaktu akan mulai memikirkan penelitian. Hal ini disebabkan karena seluruh unsur penelitian lainnya berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan, kelangkaan cara-cara untuk mengatasi suatu kejadian, atau ketiadaan informasi yang sangat diperlukan untuk mengambil suatu keputusan.
Sebagian peneliti khususnya yang pemula sering beranggapan bahwa penelitian adalah kegiatan mengumpulkan data dan fakta. Bahkan, tidak sedikit peneliti yang begitu bersemangat mengumpulkan data dan fakta tanpa mengetahui permasalahan yang sesungguhnya yang hendak dipecahkan, ditemukan, atau diverifikasi. Hal ini disebabkan karena seringkali perumusan masalah dianggap sepele dan enteng oleh sebagian peneliti. Lalu, bagaimana mengidentifikasi dan merumuskan masalah dalam penelitian?. Makalah ini mencoba memberikan ulasan tentang cara memilih atau mengidentifikasi masalah, dan perumusan masalah dalam penelitian yang meliputi pembatasan masalah, model perumusan masalah, analisis perumusan masalah, dan langkah-langkah dalam perumusan masalah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa masalah itu?
2.      Darimana masalah didapatkan, dan bagaimana langkah mengidentifikasinya?
3.      Bagaimana kriteria masalah penelitian yang baik?
4.      Bagaimana cara merumuskan masalah?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian masalah.
2.      Mengetahui asal masalah dan cara mengidentifikasi masalah.
3.      Mengetahui kriteria-kriteria masalah dalam penelitian.
4.      Mengetahui dan mampu merumuskan masalah penelitian.














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Masalah
Dalam pengertian umum, masalah penelitian adalah suatu pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan pemecahan melalui penelitian. Secara lebih spesifik, masalah penelitian merupakan pertanyaan yang menanyakan hubungan antar variabel penelitian. Pengertian lain menunjukkan bahwa masalah merupakan kesenjangan das sollen dengan das sain. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan antara teori dan praktik.
Menurut Lincoln dan Cuba (Moleong, 1996:62) “masalah penelitian adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan”.  Faktor yang berhubungan itu dapat berupa konsep, data empirik, pengalaman, atau unsur  lainnya. Dengan kata lain masalah adalah hubungan antara dua (beberapa) variable yang tidak atau belum jelas . Tujuan penelitian adalah memecahkan masalah.
Rumusan masalah sangat  tergantung pada tujuan penelitian. Pada penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan masalah, maka pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what, who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian. Sedangkan pada penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk memperoleh  informasi tentang apakah perubahan suatu variabel mempengaruhi perubahan variable lain. Maka pertanyaan biasanya berkaitan untuk memperoleh informasi terutama mengenai  pengaruh.  Misalnya : Bagaimanakah pengaruh pembelajaran aktif dan penggunaan media CD interaktif   dalam pembelajaran PKn terhadap pembentukkan karakter demokratis pada peserta didik di SMP Negeri 2 Tuban.



B.     Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah adalah suatu tahapan proses merumuskan masalah untuk mengenali masalah yang ingin diselesaikan. Salah salah satu cara untuk memudahkan seseorang mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah dengan mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi. Ada beberapa cara identifikasi masalah yaitu dengan mengetahui jenis masalah yang dihadapi. Jenis-jenis masalah yang biasanya kita temui tersebut bisa disebabkan oleh manusia sendiri, masalah yang disebabkan oleh cara, teknik atau struktur kerja yang kurang baik maupun masalah yang disebabkan oleh fenomena yang terjadi. Adapun supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, kita dapat mengetahuinya dengan mengenali  beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang biasanya menunjukan bahwa sesuatu hal itu termasuk sebuah masalah yaitu misalnya bersifat menarik, sesuatu hal yang baru, dan merupakan sesuatu hal yang penting.
Dalam identifikasi masalah, dipaparkan seluruh masalah yang ditemukan dalam latar belakang masalah. Oleh karena itu harus dihindari memunculkan masalah yang tidak memiliki landasan/pijakan dari latar belakang masalah. Bagian identifikasi masalah ini memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa banyak masalah yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian.
Namun karena keterbatasan waktu, biaya,  kemampuan dan minat peneliti serta tingkat urgensi masalah itu untuk dikaji/diteliti, maka peneliti akan membatasi pada masalah – masalah tertentu untuk diteliti. Bagian ini disebut sebagai pembatasan masalah.
Dari pembatasan masalah, maka kemudian dilanjutkan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. 
Setelah rumusan masalah kemudian dilanjutkan memaparkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.

1.      Sumber Masalah untuk  Penelitian
Menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim 2003), sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari:
a. Pengalaman pribadi
b. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan.
c. Kerja dan kontrak professional.
d. Pengujian dan pengembangan teori yang ada.
e. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
f. Laporan masyarakat.
g. Keluhan pasien.
h. Diskusi ilmiah dan seminar keilmuan.
2.      Langkah-Langkah Mengidentifikasi Masalah
Dalam memilih permasalahan penelitian akan lebih mudah bagi para peneliti, jika mereka memperhatikan langkah-langkah penting sebagai berikut. Pertama, mereka hendaknya dapat mengidentifikasi cakupan luas atau general wilayah dari permasalahan, misalnya bidang teknologi pendidikan, bidang pengembangan bahan ajar, bidang pengembangan model-model atau strategi pengajaran, bimbingan karier, psikologi, sosiologi, manajemen, dan semacamnya. General area ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari akar permasalahan maupun sebagai latar belakang yang relevan terhadap masalah yang hendak diteliti. Ruang lingkup yang luas tersebut kemudian dikhususkan untuk mencari apakah permasalahan tersebut sering muncul dan dapat pula dinilai secara kasar kemanfaatannya bagi ilmu yang bersifat umum maupun bagi masyarakat pemakai.
Kedua, peneliti dapat mengambil langkah mempersempit permasalahan sehingga menjadi permasalahan yang dapat diteliti atau researcable problems. Dan agar tidak menyimpang dari maksud dilakukannya penelitian, dan untuk menjaga agar langkah penyempitan tersebut menjadi lebih mudah, maka perlu diperhatikan sistematika sebagaimana yang diuraikan pada bab pertama, terkait dengan latar belakang penelitian atau research background, yaitu :
a)      Pendahuluan
b)      Identifikasi permasalahan
c)      Pembatasan masalah
d)     Perumusan masalah
e)      Tujuan penelitian
f)       Definisi operasional
Dalam menemukan masalah penelitian, terlebih dahulu dilakukan kegiatan berpikir dan merenung guna memperoleh gagasan, ide dan motivasi untuk melakukan suatu penelitian. Dalam proses berpikir dan merenung tersebut, dilakukan pengamatan atau survei mengenai subyek dan obyek dari masalah yang terjadi di suatu tempat. Setelah itu, dilakukan identifikasi terhadap suatu masalah dengan cara, antara lain:
a.       Mengurai berbagai pertanyaan tentang tema tertentu, yaitu kebutuhan informasi. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban sementara tentang masalah-masalah yang terkait dengan kebutuhan informasi. Dengan demikian, pertanyaan dapat membuka wawasan terhadap masalah yang menjadi perhatian untuk diteliti.
b.      Menampilkan indikasi terjadinya masalah di perpustakaan keliling yang bisa dikaitkan dengan kebutuhan informasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu menemukan gejala, variabel dan indikator yang akan dibahas dari suatu masalah. Indikasi suatu masalah juga membantu menguraikan parameter dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.
c.       Menginventaris berbagai masalah yang terjadi di perpustakaan keliling, khususnya yang terjadi pada kelompok pemustaka ibu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu menemukan masalah-masalah penting dari berbagai masalah yang ada sebagai fokus masalah dalam penelitian yang akan dilakukan. Menginventaris dapat dilakukan dengan mengelompokkan atau membuat kategori suatu masalah berdasarkan domain-domain penting dari substansi masing-masing masalah.
d.      Merumuskan masalah dalam suatu kalimat yang dapat mewakili dan mendeskripsikan penelitian yang akan diteliti. Perumusan masalah dilakukan dengan menggabungkan antara fokus masalah penelitian dengan teori-teori sebelumnya yang berkaitan. Hasil akhir dari perumusan masalah tersebut diwujudkan dalam judul penelitian.

C.    Merumuskan Masalah
Dalam sebuah penelitian, rumusan masalah menjadi salah satu tahap yang sangat penting. Tanpa perumusan masalah, suatu penelitian akan menjadi sia-sia. Hal ini dikarenakan perumusan masalah merupakan pendorong sehingga dilakukan suatu penelitian. Selain itu, rumusan masalah juga berfungsi sebagai pedoman atau fokus dari suatu penelitian. Artinya bahwa, rumusan masalah akan menentukan jenis data-data apa saja yang diperlukan untuk kegiatan penelitian dan data apa yang tidak diperlukan oleh peneliti.

1.      Kriteria Masalah Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasibel), jelas (clear), berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan,dan manusia (ethical) (Fraenkel,1993:24; Suharsimi,1996:26; Suryabrata, 1983:63-64; Koentjaraningrat, 1990:15; dan Nawawi,1993: 42 – 43).
Masalah penelitian harus menarik karena akan berdampak pada motivasi si peneliti. Masalah yang menarik akan merangsang peneliti melakukan penelitian sebaik mungkin, segala daya upaya akan ia lakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
Masalah penelitian mesti feasible karena berkaitan dengan mungkin tidaknya penelitian itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan salah satu dasar kriteria ini. Suharsimi Arikunto memberikan pertimbangan mungkin tidaknya sebuah masalah diteliti dari sisi si peneliti dan dari sisi faktor pendukung sebagai berikut :
Ditinjau dari diri peneliti :
1)      Peneliti mesti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya menguasai materi yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untu memecahkannya.
2)      Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
3)      Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakannya.
4)      Peneliti mempunyai dana yang mencukupi.
Dari sisi tersedianya faktor pendukung:
1)      Tersedia dana sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.
2)      Ada izin dari yang berwenang.
Sebuah masalah penelitian juga mesti jelas (clear) karena masalah penelitian tidak hanya harus dipahami oleh si peneliti saja, tetapi juga oleh masyarakat banyak. Nawawi menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti melakukan studi literatur. Apabila dari studi literatur ternyata masalah yang akan diteliti sudah dilakukan orang lain dengan gamblang, maka sebaiknya dipertimbangkan lagi agar penelitiannya tidak sia-sia. Hal lain yang harus dilakukan adalah berusaha mendiskusikan masalah yang akan ditelitinya dengan teman sejawat atau berkonsultasi/meminta pendapat seseorang atau beberapa orang yang dianggap ahli di dalam bidang yang akan ditelitinya. Hal ini untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan peneliti lain. (1993: 42 – 43). Dari sisi kejelasan masalah, pendefinisian inti masalah perlu dilakukan dari berbagai sisi, antara lain memperhatikan definisi dari kamus, kesepakatan umum, jika perlu disertai dengan contoh yang konkret. Penjelasan inti masalah dalam suatu penelitian yang baik umumnya diungkapkan dengan definisi oprasional.
Kriteria lain yang tidak kalah pentingnya adalah significant. Kriteria ini mengacu pada keharusan bahwa sebuah penelitian mesti berkontribusi terhadap pengetahuan penting bagi manusia. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Kriteria selanjutnya adalah etis (Ethical). Masalah penelitian mesti etis, pantas, layak dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial.

2.      Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Bentuk masalah penelitian dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah:
a.       Permasalahan deskripif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Contoh : Seberapa tinggi efektivitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran ?
b.      Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah negeri?
c.       Permasalah Asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik. Contoh : Adakah hubungan antara banyaknya peminat masuk PGSD UPI dengan panen raya masyarakat petani? (simetris). Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah ? (klausal / sebab akibat). Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (reciprocal/ timbal balik)
3.      Cara Merumuskan Masalah
Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang memenuhi kriteria-kriteria di atas, yaitu menarik, bisa dilaksanakan, jelas, bermanfaat, dan etis. Untuk keperluan praktis pelaksanaan penelitian, ada dua pola perumusan praktis masalah penelitian. Pola pertama merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian dan pola yang lain masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Berikut cara merumuskan masalah:
1.      Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut dijadikan dasar untuk dicari jawabannya atau pemecahannya.
2.      Rumusan masalah hendaknya jelas dam padat. Rumusan masalah tidak bertele-tele, tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.
3.      Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Data dilapangan sangat penting untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, sebab tidak semua rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat dijawab.
4.      Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. Rumusan masalah yang baik akan mengantar pada kemudahan dalam merumuskan hipotesis penelitian.
5.      Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian, judul penelitian harus mencerminkan dari masalah yang akan diteliti.
Berikut ini contoh masalah penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan:
a.       Bagaimanakah sikap masyarakat Kabupaten Tuban terhadap KB mandiri ?
b.      Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dan pegawai swasta ?
c.       Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan manisnya buah?
d.      Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap semangat belajar mahasiswa ?
Jika dirumuskan dengan bentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah di atas akan menjadi kalimat berikut :
a.       Sikap masyarakat Kabupaten Tuban terhadap KB mandiri.
b.      Perbedaan produktifitas kerja antara pegawai negeri dengan pegawai swasta.
c.       Hubungan antara banyaknya semut dengan manisnya buah.
d.      Pengaruh tata ruang kelas terhadap semangat belajar mahasiswa.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Masalah penelitian adalah suatu pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan pemecahan melalui penelitian. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan antara teori dan praktik.
2.      Sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari Pengalaman pribadi, Keterangan yang diperoleh secara kebetulan, Kerja dan kontrak professional, Pengujian dan pengembangan teori yang ada, Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, Laporan masyarakat, Keluhan pasien, Diskusi ilmiah dan seminar keilmuan. Dan cara melakukan identifikasi antara lain, Mengurai berbagai pertanyaan tentang tema tertentu, Menampilkan indikasi terjadinya masalah di perpustakaan keliling yang bisa dikaitkan dengan kebutuhan informasi, Menginventaris berbagai masalah yang terjadi di perpustakaan keliling, Merumuskan masalah dalam suatu kalimat yang dapat mewakili dan mendeskripsikan penelitian yang akan diteliti.
3.      Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima kriteria utama yaitu menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasibel), jelas (clear), berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan,dan manusia (ethical).
4.      Berikut cara merumuskan masalah: Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, Rumusan masalah hendaknya jelas dam padat, Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah, Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis, Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian, judul penelitian harus mencerminkan dari masalah yang akan diteliti.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta
Moleong, Lexy J.1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya.
Soehartono, Irawan.2008. Metode Penelitian Sosial, Bandung : Rosdakarya
Arifin, Zaenal. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Edisi 4, Surabaya : Lentera Cendekia
agusmulyanto (2008). Cara Merumuskan Masalah. From http://agusmulyanto.blogspot.com/2008/12/cara-menemukan-dan-merumuskan-masalah.html,05 November 2014.